
Saking seringnya saya ke Kuala Lumpur karena harus transit sebelum traveling ke negara lain, menyebabkan saya kehabisan ide mau kemana lagi selama transit beberapa hari. Melihat saya tiduran di kamar sehabis mencuci baju di flat, Farah teman saya di KL mengajukan ide untuk mengunjungi Putrajaya.
Sebenarnya saya malas ke sana karena cukup jauh dari KL, sekitar 25 kilometer jaraknya, ditambah lagi cuaca panas sekali karena hari sudah siang, tapi berhubung dia menawarkan untuk mengantar dan mau nyetir mobil ke Putrajaya demi saya, sehingga saya jadi bersemangat untuk pergi ke Putrajaya, saya memang selemah itu hehehe.
Begitu sampai di Putrajaya, mulut saya cuma bisa bilang “wow” saat melihat banyak sekali bangunan yang tampak seperti istana kerajaan dengan kubah-kubah besar dan jembatan-jembatan megah yang menghubungkan beberapa danau dan sungai di kawasan ini. Ternyata bangunan seperti istana kerajaan tersebut adalah kantor-kantor pemerintah. Gila gede banget! Penasaran sebanyak apa PNS yang kerja di sana, pada ketiduran nggak ya pas jam kerja atau mereka terima pungli pas ngurus surat menyurat kayak PNS di negeri sebelahnya hehehe.

Uwuwu gimana cara office boy (OB) beres-beres kantor terutama ngepel lantai kalau gedungnya sebesar itu. Sumpah pikiran saya kemana-mana membayangkan kerja di sini, duh sebagai sobat misqeen, I can not relate hal kayak gini. Kelihatan banget ya kalau saya susah diajak maju, mikirnya aja sampe ke sana hahaha. Mana nggak ada tukang bakso atau gorengan yang mangkal dekat kantor, nggak bisa melipir sebentar keluar dari kantor pas laper atau malas ngerjain tugas dari bos hahaha.

Farah mencari tempat parkir mobil di dekat Palace of Justice atau Istana Kehakiman, kalau di Indonesia setara dengan Mahkamah Agung, tentu saja istana ini tidak mengurusi kasus sengketa pilkada. Pertama kali melihat istana kehakiman, saya mengira ini masjid karena memiliki kubah besar di tengahnya namun tidak saya temukan jejeran sendal jepit di luar padahal saya sudah bersiap-siap untuk melihat sendal mana yang bagus.


Gedung istana kehakiman ini memiliki bentuk kubah seperti bawang, lengkungan pintu, jendela dan pilar menggunakan arsitektur khas Moor (ciri khas desain Timur Tengah dan Afrika Utara). Mungkin turis asing seperti saya akan mengira ini masjid bukan sebuah kantor sehingga bersiap memakai kerudung dan melepas sepatu ketika mau masuk.
Berjalan ke seberang dari istana kehakiman, saya juga menemukan gedung perkantoran lain dengan arsitektur bergaya Moor yang tampak dari ukiran dan lengkungan bangunan tapi tanpa kubah. Masih berjalan kaki dalam cuaca panas, saya menemukan masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin, sebuah masjid unik yang bangunannya didominasi baja, tak heran masjid sebesar ini menggunakan baja seberat 6000 ton. Baja tersebut didatangkan dari Jerman dan China.


Saya suka berada di masjid ini, masjidnya luas, langit-langitnya tinggi, tiang dan rangka bangunan terbuat dari baja yang dianyam, sungguh pekerjaan yang rumit. Masjid ini tidak dikelilingi oleh dinding dan pintu melainkan kolam di kiri dan kanan yang dapat merefleksikan langit sehingga memberi ilusi mata seolah-olah langit tersebut menjadi dasar kolam. Desain seperti ini memudahkan angin masuk dan membuat masjid menjadi sejuk alami.


Saya memutuskan untuk sholat zuhur di masjid Tuanku Mizan, sebelum sholat saya harus berwudhu, pergilah saya ke tempat wudhu di bawah masjid dan mendapati tempat wudhu masjid begitu nyaman dan bersih dengan desain yang mewah. Tempat wudhunya saja cakep begini, apalagi masjidnya yang memang luar biasa genius desainnya.

Saat melihat sebuah gedung, saya juga memperhatikan detil bangunannya. Karena bangunan masjid didominasi baja, maka detil pada dinding juga terbuat dari baja termasuk tulisan-tulisan asmaul husna (99 sifat-sifat Allah). Imajinasi dan kreatifitas manusia memang tiada batas.

Untuk lanjut mengunjungi tempat lainnya harus menggunakan mobil saking luasnya komplek Putrajaya ini mencapai hampir 5000 hektar atau 46 km persegi. Saya beruntung ditemani Farah ke sini dan menggunakan mobilnya untuk mengelilingi komplek Putrajaya. Tak terbayangkan lelah dan capeknya jika harus berjalan kaki atau menunggu bus khusus untuk mengelilingi Putrajaya yang maha luas ini.

Tujuan berikutnya adalah masjid Putra yang berwarna pink alias merah muda. Pas masuk ke area masjid Putra, di sini cukup ramai turis yang datang, saya melihat banyak yang memakai jubah berwarna merah, rupanya jubah tersebut disediakan untuk pengunjung yang tidak memakai hijab atau berpakaian pendek bagi laki-laki. Wah saya kira mereka sedang bermain peran menjadi Harry Potter karena jubahnya lucu, mirip jubah yang dipakai di sekolah sihir Hogwarts.


Masjid Putra terbuat dari batu granit merah muda, desain arsitektur khas Moor atau tipe bangunan di Timur Tengah. Hal ini terlihat pada kubah, minaret, tiang, pintu, jendela dan ukiran di dalam masjid. Di dalam masjid terdapat lampu gantung yang super besar tetapi indah, ukiran di dalam masjid berupa motif tanaman seperti bunga dan daun.


Karpet masjid Putra tebal dan lembut sekali dengan warna pink dan motif yang unik. Kebayang berapa besar budget kebersihan untuk masjid ini karena masjidnya sangat luas dan tidak ada kencleng buat masukin receh untuk biaya kebersihan. Mantul benar Putrajaya ini.
Setelah dari masjid, saya berjalan ke gedung sebelahnya yang menarik perhatian karena tampak sangat menonjol saat terlihat dari Masjid Putra. Gedung dengan kubah besar warna hijau ini adalah kantor Perdana Putra, tempat perdana menteri Malaysia bekerja. Di depan kantor terdapat Dataran Putra atau semacam alun-alun yang ditengahnya di pasangi bendera Malaysia. Pengunjung banyak berfoto di depan gedung Perdana Putra, gedung dengan arsitektur Moor yang khas.

Alasan pembangunan kawasan terpadu Putrajaya agar pusat bisnis tetap berada di Kuala Lumpur, sementara pusat pemerintahan berada di Putrajaya, sehingga jika terjadi demonstrasi bahkan chaos di area pusat pemerintahan, tidak akan membuat pusat bisnis di KL lumpuh alias Malaysia masih dapat menjalankan roda ekonomi negaranya, begitu juga sebaliknya. Selain itu, untuk mencegah Kuala Lumpur terlalu padat dengan bangunan dan manusia. Sebuah gagasan cerdas dan visioner. Sebenarnya ini bukan hal baru, banyak negara sudah menerapkan pengaturan kota seperti ini demi penataan kota yang lebih baik.

Selain bangunan, hal menarik lain yang saya perhatikan adalah desain jembatan yang berdiri di atas danau-danau di Putrajaya. Ada banyak danau dan kanal-kanal di sini, setiap jembatan memiliki desain yang berbeda-beda dengan keunikan masing-masing.


Mungkin Putrajaya ingin menjadikan islam yang modern sebagai spirit tempat ini sebagai identitas dari pusat pemerintahan karena terlihat dari bangunan yang didominasi arsitektur islam namun juga ada sedikit pengaruh Eropa dan Melayu pada bangunan-bangunan di sini yang menunjukkan akulturasi budaya di Malaysia.

Perlu waktu yang lama dan berjam-jam jika ingin mengamati dengan seksama setiap bangunan di Putrajaya. Masih banyak gedung dan tempat yang belum sempat saya kunjungi di Putrajaya terutama Botanical Garden, tetapi ini jadi alasan untuk kembali lagi ke sini suatu hari.
Pulang dari Putrajaya, Farah mengendarai mobilnya melewati jembatan megah yang bernama Jembatan Seri Wawasan, saya melambaikan tangan, berharap suatu hari nanti bisa kembali ke sini saat matahari terbenam dengan warna jingga keemasan.
Putrajaya bisa dikunjungi jika kamu ingin berfoto di spot-spot instagramable, malas dengan keramaian kota KL dan menyukai arsitektur. Jika ingin mencari inspirasi tentang arsitektur dan penataan ruang sebuah kota terpadu, Putrajaya bisa jadi pilihan.
Happy traveling:)
Pernah sekali ke sini tapi bener jauh banget jadi mahal bayar ongkos Grab haha
SukaDisukai oleh 1 orang
Kalau masjidnya kayak gini, aku pastikan setiap waktu sholat tiba wajib jamaah disana
SukaSuka
Kapan itu pernah nonton di trans7 ternyata ibukota Malaysia sekarang berganti dari Kuala Lumpur ke Putrajaya. Lebih tepatnya Malaysia punya dua ibukota. Pas disorot tentang Putrajaya langsung ditampilin megahnya gedung-gedung pemerintahan di sana.
SukaSuka
Minimal sekali lah main ke Putrajaya ini ya mbak
SukaSuka
Hahaha iya masjidnya bagus banget, bersih dan fasilitasnya oke
SukaSuka
Iya megah Putrajaya ini tapi sepi
SukaDisukai oleh 1 orang
ini jadi salah satu keirian Indonesia, menjadikan ada wacana pindah ibu kota manjadi lebih tertata seperti Kertajaya.
keren emang
SukaDisukai oleh 1 orang
Banyak tantangannya sih karena dari dulu wacana ini sudah ada, tapi eksekusi susah, karena kepentingan politik bisa menghambat kemajuan
SukaSuka
Putrajaya ini jadi bukti pemerintah malaysia bener” nata kotanya
Memisahkan pemerintahan dan bisnis
Kapan ya jakarta?
SukaSuka
keren ..
… .. (hanya saja, font nya terlalu “tipis” bagi saya) 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Oke nanti diubah mbak, makasih sudah mampir
SukaSuka
Islami, hijau, dan futuristik ya Putrajaya ini. Suka sih pas jalan-jalan di sana, cuma panasnyaaaaaa luar biasa.
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya panas banget, harus pagi2 atau sore sekalian biar bisa menikmati
SukaDisukai oleh 1 orang
Berapa kali ke KL penasaran sama Putrajaya dan belum kesampaian ke situ >.<
Kalau diantar enak ya, kalau naik transportasi umum naik apa? kalo gak salah HoHo bisa menjangkau. *lupalupa inget
SukaDisukai oleh 1 orang
Naik LRT tujuan bandara KLIA stop di stasiun Putrajaya tapi mahal sih jatuhnya hehehe
SukaSuka
Betul haha, kecuali kalau ada transit lama di KLIA, dan mau ngabur bentar bolehlah.
SukaSuka
pengen banget main ke PutraJaya tapi belum terlaksana. Sehari di Putrajaya cukup nggak sih PP KL
SukaDisukai oleh 1 orang
Cukup mbak sehari pp KL-Putrajaya, makasih ya sudah mampir
SukaSuka
Aku aja udah 7 kali ke KL tapi sama sekali belum pernah ke Putrajaya, cuma pernah mampir ke Stasiun Cyberjaya, haha.
Putrajaya ini memang bagus banget buat jadi wisata arsitektur atau lanskap kota.
SukaDisukai oleh 1 orang
Minimal sekali cukup sih ke Putrajaya, nggak kuat panasnya
SukaDisukai oleh 1 orang